Kumpulan Puisi Karya Amir Hamzah

Nyanyian Mesir Purba

Kurnia kami, hari berbuahkan rahman,
Berbungakan suka.
Penghulu segala dewa!
Marahlah tuan dan lihat.
Urap dan menyan kami persembahkan
Kusuma dan bakung pedandan leher
Dinda tuan intan rupawan,
Yang siuman dalam hatimu
Yang merangkai pada sisimu.
Marilah diri! Gambang dan dendang
Merdu mengalun, Hari Duka
Telah lenyap, sukacita bertabur ria,
Sampai tuan tiba ke benua, yang diam semata-mata
Lepaslah tuan dari kami selama-lamanya

Nyanyian Syiking

‘Wah!’, kesahnya, ‘kau dengar ayam jantan, ia memanggil?’
‘Tidak’, jawabnya,
‘Tidak, malam kelam dan tinggi,
Bukan itu kokok ayam, kekasihku’
‘Pintaku, bangkit, singkapkan tabir
Di tepi, dan tanya olehmu kan langit, sahabatku’
Lompat ia: ‘Celaka kita! Bintang pagi.
Pucat meningkat dari kaki langit’
‘Merah fajar’ – bisiknya takut, ‘Sekarang mesti engkau pergi!’
'Bagaimana aku menanggungnya?’
‘Hai, Sebelumnya engkau pergi, balaskan setan itu,
Kejam ia menceraikan kita!’
‘Ambil busurmu, tujukan panah ini
Ayam jantan hatinya tepati!’

Nyanyian Jallaludin El Rumi

Jangan disalahkan dunia karena belenggumu,
Sebab banyakan mawar dari duri.
Jangan disebutkan dunia ini penjara,
Karena inginmu itulah yang membangunkan duka.
Jangan pula tanyakan penghabisan rahasia,
Satu dalam dua, atau baik, tau jahat!
Usaha pula katakan kasih meninggalkan tuan,
Jangan ia dicari di pekan dan jalan!
Ta’ guna takutkan siksa mati,
Sebab takut itulah mendatangkan sengsara,
Janganlah buru kijang cita indria,
Kalau terburu singa sesalan.
Jangan hatiku, mengekang diri,
Jadi ta’ usah malaikat menolong engkau.

Nyanyian Farid

Farid, jika manusia memukul senda
Jangan memukul pula
Cium kakinya
Lalu …
Dan lupa …
Keduanya …
Yang menjadikan terkandung
Dalam segala yang dijadikan
Dan yang dijadikan
Tersimpul dalam yang menjadikan
Bagaimana engkau berani
Ya Farid,
Menyumpah sesuatu yang buruk?
Tiada ada melainkan ia

Nyanyian Kabir I

Hatiku, hatiku, Sukma segala sukma
Hatiku, hatiku, Guru segala guru
Telah hampir
Bangkit, bangkit hatiku dan kucup
KakiNya
Kaki Guru maha-raya,
Supaya detikan cintamu
Memenuhi seluruh Kaki Gurumu
Tuan tidur, dari abad ke abad
Jagalah, hatiku, jaga
Pada subuh sentosa,
Jika embun menyejuk rumput.
Hendakkah tuan selalu bisu selaku batu,
Hatiku, aduh hatiku?


Nyanyian Kabir II

Ceritakan, undanku, kabaranmu kawi
Dari mana datangmu? Kemana terbangmu?
Di mana engkau berhenti melipat sayapmu?
Pada siapa engkau nyanyikan laguan malammu?
Kalau nanti pagi-pagi engkau terjaga, undanku
Terbang, melayang tinggi dan ikut jalanku.
Ikutkan daku ke negeri sana, mana susah dan was-was
Tiada mungkin bernafas, dan maut,
Malaikat hitam, tiada lagi memberi negeri
Musim cuaca lagi membunga di pucuk kayu
Harum panas ditebar angin sepoi:
Aku di dalamnya, ia di dalamku.
Kumbang hatiku menyelam dalam bunga
Dan tiada berhasrat lagi

Posting Komentar