Bumi Tersiksa

Dikala aku dilhirkan di bumi ini
Kuhirup udara segar 
Dan kunikmati indahnya 
Panorama alam

Sekarang dewasalah aku
Dan aku tak lagi
Merasakan kehidupan indah seperti dulu

Karena hilanglah sudah 
Ozon yang sehat
Layulah sudah
Tanaman yang subur
Sirnalah sudah
Lingkungan yang sehat dan indah
Hilanglah sudah
Peradaban manusia

Bumi menjadi tersiksa
Menangis kesakitan
Dan meratapi nasibnya
Wahai generasi masa depan
Pedulilah terhadap bumi ini
Jadikanlah bumi ini 
Hijau nan asri
Ciptakanlah rasa takut
Akan hancurnya 
Kehidupan masa depan 

Puisi Serenade "GEMA NUSANTARA" S1BOY 17 Agustus 2010

                   HARI MERDEKA
Merdeka dambaan insan di dunia
Merdeka awal dari kehidupan sempurna
Ketika mata terbuka lebar
Rintihan tangis hilang samar-samar
Kebiadaban, kekerasan terhapus sudah
Wujudkan hidup bebas bertanggung jawab
Tujuh belas Agustus bersejarah megah bagiku
Bagi Indonesiaku
Hari merdeka tuk bangsaku

INDONESIA PUSAKA
Istana elok nan permai
Negeriku Indonesia
Daku terlahir di dunia
Menghirup alam bebas
Sejuknya udara
Mengiringi nafasku
Daku ingin kau tetap abadi
Di sanubari
Sampai kapanpun
Indonesiaku, Indonesia Pusaka

SERUMPUN PADI
Sawahku menghijau tampak kemilau
Merona tumbuh bersama jiwa yang suci
Hidup di pangkuan ibu pertiwi
Lestari makmur nan abadi
Serumpun padi terikat jiwa yang suci
Kupersembahkan padamu ibu pertiwi
Serumpun padi aku berjanji

BERKIBARLAH BENDERA NEGERIKU
Indonesia negeriku
Sang saka merah putih
Lambang kejayaan bangsaku
Berani dan suci
Kukibarkan ragamu 
Di alam nusantara tercinta
Berjuta jiwa damai terasa
Burung-burungpun bernyanyi riang
Memandang sang gemilang
Tetap jayalah kau 
Berkibarlah abadi merah putihku
Di negeri Indonesiaku

SYUKUR
Ku merunduk 
Ku menunduk
Tuk bermunajat padaMu Ya Robbi
Atas nikmat yang Engkau beri
Untuk bangsa dan negeri
Yang adil makmur dan bersatu
Bermartabat penuh rindu
Air yang datang mengalir
Udara yang tiba berkelana 
Adalah karuniaMu yang dahsyat
Syukur padaMu Tuhan
Senantiasa aku panjatkan
Boyolangu,31 Agustus 2010

Relung-Relung Perjuangan

Dikala sang mentari
Mulai memancarkan sinarnya
Dikala itulah terdengar
Rintihan tangis nan menderu-deru
Burung-Burungpun muram melihatnya

Disiapkannya bambu runcing
Tangan mengepal
Semangat mulai dikobarkan
Menuju medan perang

Bersama lawan siap dikalahkan

Mentari mulai bersinar
Tepat diatas kepala
Keringat jatuh bercucuran
Membasahi pipi yang tak tahu apa-apa
Beribu anak kehilangan bapak
Beribu istri kehilangan suami
Mereka gugur bagai daun-daun yang layu

Roda berputar cepat
Jamanpun berubah
Aku dan mereka yang harapkan kedamaian
Berusaha membela negara
Demi persatuan dan kesatuan umat
Dimasa yang lebih cerah dan cemerlang